Memantaskan Diri Menjadi Pewaris Nabi

Ada yang istimewa di sepertiga terakhir Ramadan bagi guru-guru Al Hikmah Surabaya. Direktorat Pendidikan Full Day School (FDS) Al Hikmah Surabaya menggelar lomba tahfid untuk guru, Musabaqah Hifdzil Qur'an (MHQ). Masing-masing unit sekolah melakukan seleksi. Memilih tiga ustad-ustadzah terbaik yang akan mewakili di tingkat final. Final lomba yang diikuti oleh perwakilan unit mulai dari KB-TK sampai SMA Al Hikmah Surabaya ini berlangsung kemarin, Rabu (3/4/2024).

Pembukaan lomba dilakukan di GHT kompleks SMP Al Hikmah Surabaya. Dalam sambutannya, Direktur Pendidikan FDS Al Hikmah Surabaya Ustad Ahmad Faiz mengingatkan bahwa semua guru di Al Hikmah adalah guru agama, guru BK, dan guru mata pelajaran. Selanjutnya, Ustad Faiz menekankan bahwa acuan kita sebagai guru sesungguhnya bukan kompetensi abad 21 yang selama ini didengungkan. Empat C (Critical Thinking, Creativity, Collaboration, and Communication). Namun, lebih tinggi dari itu. Kompetensi abad 7. Mengapa abad ke-7? Karena saat itulah lahir Rasulullah Muhammad saw. Manusia mulia yang membawa cahaya Islam. Mengajarkan kebenaran.

Sebagai pewaris Nabi, guru hendaknya mengacu pada kompetensi abad ke-7 tersebut. Terkait hal ini, Ustad Ahmad Faiz merujuk pada QS. Al Baqarah ayat 151 yang berbunyi:

كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ

Artinya: Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.

Dari ayat inilah mengapa guru-guru di Al Hikmah harusnya juga sebagai guru Al-Qur’an (karena mengajarkan kitab Al-Qur’an), guru BK (karena mengajarkan hikmah), dan guru kompetensi (karena mengajarkan apa-apa yang belum diketahui). Hal ini kita lakukan sebagai upaya memantaskan diri sebagai pewaris nabi.

Ustad Ahmad Faiz menutup sambutannya dengan 2 pesan. Pertama, kita sudah sampai di 10 hari terakhir. Bangunkan keluarga untuk I’tikaf. Kedua, kita tingkatkan empati kita terkait Palestina dengan tetap berhati-hati dalam keseharian kita khususnya lebaran. Jangan memenuhi dengan produk berafiliasi Israel.

Final lomba tersebut dilakukan secara terpisah. Para ustad tetap di GHT sementara para ustazah di perpustakaan SMP-SMA Al Hikmah Surabaya. Kegiatan tersebut berlangsung sangat seru. Para pendukung finalis memberikan yel-yel dukungan semangat. Ustazah Leny Arianti, salah satu peserta mengaku deg-degan mengikuti lomba ini. Guru BK SMP Al Hikmah Surabaya ini mengaku persiapan dilakukan kurang optimal tapi tetap semangat.

Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan kapasitas diri. Semoga semakin banyak kegiatan serupa dilaksanakan agar semakin banyak media bagi guru Al Hikmah untuk memantaskan diri sebagai pewaris nabi. (Herna)

Topik Berita
Lomba Tahfidz Guru