Diskusi Seru di Konsinyering Hari Kedua

Hari kedua (Selasa, 7/5/24) Konsinyering Penyempurnaan Jobspec dan Traning of Trainers diisi dengan diskusi intensif terkait jobspec yang telah diselia sebelumnya. Diskusi berlangsung sangat seru.

Tim Full Day School (FDS) tampil perdana. Ustaz Qhodri selaku penyaji membawakan hasil diskusi sehari sebelumnya dengan baik.  Memaparkan mulai dari fungsi umum, tanggung jawab, wewenang, dan spesifikasi yang harus dimiliki oleh seorang wakil kepala sekolah bidang kurikulum (wakakur). Sebagai pembanding, Ustaz Thalut dan Ustaz Yus dari Boarding School Al Hikmah (BSA) Batu.

Ustaz Qhodri menyebutkan bahwa seorang wakakur harus memiliki spesifikasi sebagai berikut: berpendidikan minimal S2 di bidangnya, berpengalaman sebagai guru minimal 5 tahun, sebagai koordinator bidang kurikulum/wali kelas minimal 2 tahun. Selain itu, ia harus mempunyai sertifikat profesional sebagai pendidik dari kemendikbudristek, pernah mengikuti program pengembangan diri guru dari kemendikbud ristek atau sejenisnya.

Selesai paparan para peserta segera menguliti satu demi satu item yang telah dijelaskan. Pertanyaan demi pertanyaan, masukan demi masukan segera menghangatkan suasana. Termasuk masukan Ustaz Mim Saiful Hadi agar wakakur (selanjutnya berlaku untuk semua waka) setidaknya hafal juz 30. Ini cukup logis mengingat siswa juga menghafal Al-Qur’an. Guru harus menjadi model bagi mereka.

Selain itu, Sekdir FDS- Ustazah Hayat menegaskan bahwa waka harus berbahasa Inggris aktif dan memiliki nilai TOEFL minimal 500. Ini sudah menjadi kebutuhan karena sekolah-sekolah Al Hikmah diproyeksikan bertaraf internasional. Borderless countries, makin banyak tamu internasional yang berkunjung ke Al Hikmah. Lancar berbahasa Inggris menjadi sebuah keharusan.

Yang tidak kalah pentingnya adalah masukan Kepala Sekretariat dan Humas- Ustaz Gatot Sulanjono agar pimpinan distandardkan harus berpendidikan minimal S2. Guru-guru harus didorong menuntut ilmu agar mereka selalu belajar, tumbuh, dan berkembang kompetensinya. Guru-guru yang berkualitas akan melahirkan murid-murid yang prima.

Selanjutnya giliran Tim Boarding.  Setelah Zuhur, Ustaz Mim Saiful Hadi memaparkan jobspec kesiswaan dan asrama. Diawali dengan asal mula berdirinya boarding delapan tahun yang lalu. Bagaimana mengelola sebuah sekolah baru berkonsep asrama adalah hal yang tidak bisa dikatakan mudah. Namun, bukan berarti tidak mungkin untuk dilakukan. Semua menjadi tantangan tersendiri yang harus ditaklukkan. Hanya berharap pada Allah Swt. yang Maha Memudahkan. 

Tidak terasa hampir 8 jam berdiskusi. Peserta masih antusias sampai masuk waktu Asar.  Selepas salat Asar, diskusi masih dilanjutkan kembali. Sebagaimana dijadwalkan, rangkaian acara hari terakhir (Rabu, 8/5/24) akan diisi dengan agenda Training of Trainers.  (Herna)

Topik Berita
Konsinyering