Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Definisi lain berita adalah laporan. Kalau melihat definisi ini, tentu saja banyak hal yang bisa kita laporkan dari sekolah kita. Mulai dari hal-hal rutin sampai insidentil. Rutinitas harian anak masuk gerbang sekolah sampai mereka berpamitan pasti terdiri dari rentetan cerita atau peristiwa. Kegiatan rutin terprogram baik itu mingguan, bulanan, dan tahunan pasti mengandung berita. Belum lagi agenda-agenda insidentil yang tidak jarang menyisip dalam setahun tentu juga berpotensi menjadi berita. Intinya, setiap hal bisa jadi berita. Tinggal, seberapa peka kita terhadap lingkungan sekitar.
Ada beberapa jenis berita yang perlu kita ketahui bersama. Pertama, straight news. Straight news adalah berita yang dilaporkan secara singkat, padat, dan lugas. Artinya, langsung melaporkan ke pokok persoalan. Tidak berbelit-belit. Meskipun singkat tetapi informatif. Kedua, depth news. Depth news adalah jenis berita yang dilaporkan secara lebih detail dan kompeks. Menggali lebih dalam tentang suatu topik yang sedang dibahas. Bisa jadi karena topik bahasannya lebih berat sehingga membutuhkan riset data yang lebih kompleks.
Ketiga, opinion news. Berita ini berisi tentang pendapat, pernyataan, komentar dari narasumber tertentu atas topik yang sedang dibahas. Narasumber ini bisa dari para ahli, tokoh masyarakat, cerdik cendekiawan, dan sebagainya. Keempat, investigative news. Berita jenis ini mengungkap sebuah peristiwa melalui investigasi atau penelusuran yang panjang. Karena sifatnya investigasi, berita ini bisanya mengulik sebuah peristiwa, menguak sebuah skandal misalnya. Menelusurinya hingga sampai ke akar-akarnya. Sebenarnya masih banyak jenis berita yang ada. Kita cukupkan empat di atas sebagai perbandingan jenis berita seperti apa yang hendak kita tuliskan di website kita- https://alhikmahsby.sch.id/.
Kalau membaca definisi di atas, sepertinya kita lebih condong ke straight news. Jadi, lebih sederhana. Kita mulai dengan melihat fenomena, peristiwa, atau kegiatan yang ada dan memindahkannya dalam bentuk tulisan secara singkat, padat, dan lugas. Namun, harus tetap informatif. Tidak perlu terlalu panjang. Tulisan yang terlalu panjang biasanya kedodoran dalam penyampaian pesannya. Meski tidak semuanya begitu. Ada penulis yang mampu memelihara kohesi dan koherensi paragraf meskipun panjang.
5W + 1H
Nah, kita bisa menulis berita sekitar 350-400 kata. Terbagi dalam beberapa paragraf mengikuti kaidah penulisan berita 5W+1H. What, who, where, when, why, dan how. What artinya dalam sebuah berita harus mengandung kegiatan apa yang dilaksanakan atau peristiwa apa yang sedang terjadi. Kemudian, who- siapa yang terlibat di dalamnya. Where menunjukkan di mana dan when kapan kegiatan tersebut dilaksanakan. Selanjutnya, why-mengapa peristiwa tersebut bisa terjadi atau mengapa kegiatan tersebut dilaksanakan dan how-bagaimana proses pelaksanaannya.
Setelah memahami hal tersebut, maka kita mulai mengorganisasikan tulisan kita. Kita awali tulisan kita dengan teras berita. Disebut juga dengan lead atau pembuka berita. Teras berita ini berfungsi untuk membangkitkan minat dan perhatian pembaca pada apa yang akan dilaporkan. Karena fungsinya membangkitkan minat, maka lead ini harus menarik karena ia sesungguhya merangkum seluruh isi berita. Selanjutnya, isi berita yang bisa kita tulis sesuai pedoman 5W+1H di atas.
Kita bisa merefleksi berita yang pernah kita tulis. Sudahkah mengandung unsur-unsur 5W+1H? Sudahkah kita menggunakan kalimat yang lugas? Apakah lead yang kita buat sudah memiliki unsur menarik pembaca untuk melanjutkan membaca berita yang kita tulis? Refleksi ini menjadi penting untuk melihat progress menulis kita sebab menulis adalah keterampilan. Semakin sering diasah semakin terampil. (Herna)