(10 Oct 2024 | 10:53)

Peringatan “World Mental Health” dalam Pandangan Islam dan Ajaran Rasulullah SAW

Hari Kesehatan Mental Sedunia diperingati setiap tanggal 10 Oktober sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah kesehatan mental di seluruh dunia. Dalam pandangan Islam, kesehatan mental memiliki kedudukan yang sangat penting. Rasulullah SAW juga telah memberikan banyak ajaran yang mendukung kesehatan mental umatnya, baik melalui praktik ibadah, nilai-nilai moral, maupun pendekatan spiritual yang dapat menjaga keseimbangan mental.

1. Pentingnya Kesehatan Mental dalam Islam

Dalam Islam, kesehatan mental dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari kesehatan jasmani dan spiritual. Allah SWT menyatakan dalam Al-Qur'an bahwa manusia diciptakan dalam keadaan seimbang (Al-Mulk: 23). Kesehatan mental yang baik adalah bagian dari keseimbangan ini. Islam mengajarkan pentingnya menjaga hati dan pikiran dari gangguan dan tekanan agar kehidupan di dunia ini bisa dijalani dengan penuh keimanan dan ketakwaan.

Al-Qur'an menekankan pentingnya menjaga ketenangan jiwa dan menghindari kecemasan. Allah SWT berfirman dalam Surah Ar-Ra'd ayat 28, "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." Ini menunjukkan bahwa spiritualitas dan hubungan dengan Allah SWT adalah kunci penting dalam menjaga kesehatan mental.

 

2. Ajaran Rasulullah SAW tentang Kesehatan Mental

Rasulullah SAW adalah teladan yang sempurna dalam menjaga kesehatan mental. Berikut adalah beberapa ajaran beliau yang berkaitan dengan kesehatan mental:

  • Menjaga Kesabaran dan Ketenangan Hati

Rasulullah SAW selalu menekankan pentingnya kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian hidup. Kesabaran dapat menjaga seseorang dari stres dan depresi. Beliau bersabda, "Sungguh mengagumkan urusan orang beriman, karena segala urusannya adalah kebaikan. Jika dia mendapatkan kebaikan, dia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika dia ditimpa musibah, dia bersabar, dan itu baik baginya." (HR. Muslim).

  • Berpikir Positif dan Optimis

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk selalu berpikir positif dan tidak tenggelam dalam kecemasan. Pikiran negatif dapat merusak kesehatan mental, sedangkan optimisme dan prasangka baik terhadap Allah SWT akan membawa ketenangan. Beliau bersabda, "Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apapun, meskipun hanya dengan wajah yang tersenyum ketika bertemu saudaramu." (HR. Muslim). Senyum yang diberikan bukan hanya memberikan efek positif pada orang lain, tetapi juga pada diri sendiri.

  • Menjaga Hubungan Sosial yang Baik

Kesehatan mental juga sangat dipengaruhi oleh hubungan sosial. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk selalu menjaga silaturahmi, saling membantu, dan tidak menyakiti satu sama lain. Hubungan sosial yang baik dapat menjadi dukungan emosional yang kuat dalam mengatasi stres dan masalah mental. Beliau bersabda, "Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Dia tidak menzhaliminya dan tidak pula membiarkannya disakiti." (HR. Bukhari).

  • Melakukan Ibadah sebagai Penyembuh Jiwa

Ibadah dalam Islam seperti shalat, zikir, dan doa merupakan sarana untuk membersihkan hati dan menenangkan pikiran. Rasulullah SAW menekankan pentingnya berdoa dan mengingat Allah dalam setiap keadaan. Shalat, khususnya, disebut sebagai "penyejuk mata" bagi Rasulullah SAW karena memberikan ketenangan jiwa. Beliau bersabda, "Wahai Bilal, tegakkan shalat! Istirahatkan kami dengannya." (HR. Abu Dawud).

  • Mengendalikan Emosi dan Menghindari Amarah

Salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental adalah dengan mengendalikan emosi, terutama amarah. Amarah yang tidak terkendali bisa merusak pikiran dan merusak hubungan dengan orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Orang kuat bukanlah orang yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya saat marah." (HR. Bukhari).

3. Keseimbangan Dunia dan Akhirat

Islam memandang kesehatan mental dalam konteks keseimbangan antara dunia dan akhirat. Keseimbangan ini dicapai dengan menjalankan tugas-tugas duniawi tanpa melupakan tujuan akhir hidup, yaitu kebahagiaan di akhirat. Keseimbangan ini membantu umat Islam untuk tidak terjebak dalam tekanan duniawi yang dapat merusak kesehatan mental. Menurut Zakiah Darajat (1990: 15-16) berdasarkan hasil penelitian yang  dilakukan terhadap para pasien yang terganggu kesehatan mentalnya, ia menyimpulkan bahwa kesehatan mental yang terganggu dapat mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang. Pengaruh itu adalah perasaan, pikiran, kelakuan, kesehatan badan, sedang yang tergolong penyakit jiwa (psychoses) adalah lebih berat lagi. Dengan memahami ajaran Islam dan Rasulullah SAW, umat Muslim dapat merawat kesehatan mental mereka melalui ibadah, kesabaran, pikiran positif, dan hubungan sosial yang baik. Hari Kesehatan Mental Sedunia bisa menjadi momen refleksi bagi umat Muslim untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjaga keseimbangan hidup mereka.

Peran Al Hikmah sebagai Lembaga Pendidikan memberikan fasilitas dan layanan bagi para siswa untuk menjaga kesehatan mentalnya di lingkungan sekolah. Al Hikmah memiliki program layanan bimbingan konseling bagi setiap siswa mulai dari jenjang KBTK, SD, SMP, hingga SMA. Layanan yang diberikan berupa layanan bimbingan klasikal, layanan terapi siswa, konseling individu, konseling kelompok, layanan konsultasi sosial, belajar dan karier serta test psikologi studi lanjut pemilihan program studi. Bimbingan konseling memberikan peran penting dalam kesuksesan belajar siswa, layanan diberikan pada setiap siswa agar tumbuh kembang mereka semakin optimal. Melalui program layanan ini, para siswa Al Hikmah dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam proses belajar mereka di sekolah, sehingga menghasilkan prestasi unggul dan berdaya saing yang optimal dan berakhakul karimah dilingkungan masyararakat.